Minggu, 14 Maret 2010

“ Manajemen Proyek Konstruksi” - Istimawan Dipohusodo

JILID 1

1. PENDAHULUAN

1.1. Sistem Manajemen Proyek

1.2. Sistem Manajemen Konstruksi

2. MANAJEMEN PROYEK

2.1. Program versus Proyek

2.2. Sistem Manajemen Proyek

2.2.1. Siklus Manajemen

2.2.2. Perangkat Manajemen

2.3. Analisis Masalah pada perencanaan Proyek

2.4. Penerapan Kerangka Logis

2.4.1. Hipotesa dan Asumsi

2.4.2. Indikator Penilaian

2.4.3. Kerangka Logis sebagai Alat

2.5. Struktur Organisasi dan Rincian Tanggung jawab

2.5.1. Organisasi Fungsional

2.5.2. Organisasi Matriks

2.5.3. Organisasi Khusus Proyek

2.5.4. Konsep Pendekatan Tim

2.5.5. Peran dan tanggung jawab Pemimpin Proyek

2.5.6. Bagan Tanggung Jawab

2.6. Jadwal dan Rencana Anggaran

2.6.1. Jadwal Waktu Proyek

2.6.2. Jadwal Jaringan Kerja

2.6.3. Jadwal Bagan Balok

2.6.4. Menyusun Rencana Keuangan

2.7. Sistem Monitoring dan Pelaporan

2.7.1. Sistem Informasi Manajemen

2.7.2. Format Monitoring

2.7.3. Format Laporan

2.8. Evaluasi Proyek

2.8.1. Perencanaan Evaluasi

2.8.2. Evaluasi versus Rencana Kerja

3. INDUSTRI KONSTRUKSI

3.1. Proyek Konstruksi

3.1.1. Tujuan Fungsional Proyek Konstruksi

3.1.2. Sistem Manajemen Konstruksi

3.1.3. Konstruksi sebagai Industri

3.1.4. Masa Depan Konstruksi

3.2. Proses Produksi Industri Konstruksi

3.2.1. Bandingan terhadap Industri Pabrik

3.2.2. Saling ketergantungan dan keterpaduan Pekerjaan

3.2.3. Kontrak Perjanjian Pelaksanaan

3.2.4. Proses Penawaran Pekerjaan

3.3. Evaluasi Industri Konstruksi

3.3.1. Perkembangan Konstruksi di Indonesia

3.3.2. Tradisi Konstruksi di Indonesia

3.3.3. Evolusi Sistem Produksi Industri Konstruksi

3.4. Pasang Surut Industri Konstruksi

3.4.1. Masalah Produktivitas

3.4.2. Alam Industri Konstruksi

4. TATA CARA KONSTRUKSI

4.1. Unsur-unsur Pengelola Konstruksi

4.1.1. Pemilik atau Pemberi Tugas

4.1.2. Kontrkator

4.1.3. Konsultan

4.1.4. Subkontraktor dan Pemasok Material

4.1.5. Mandor dan Tenaga Kerja

4.2. Standarisasi Bangunan Pemerintah

4.2.1. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan

4.2.2. Organisasi dan Fungsi Unsur-unsur Pengelola Konstruksi

4.3. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Konstruksi Bangunan Gedung Negara

4.3.1. Pedoman Teknis Pengelolaan Proyek.

4.3.2. Pedoman Teknis Pelaksanaan Manajemen Konstruksi.

4.3.3. Pedoman Teknis Pelaksanaan Perencaaan.

4.3.4. Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengawasan.

4.3.5. Pedoman Teknis Pelaksanaan Konstruksi Fisik.

4.3.6. Pedoman Teknis Pelaksanaan Value Engineering.

4.3.7. Pedoman Teknis berdasarkan Spesifikasi Teknis Material.

4.3.8. Pedoman Teknis berdasarkan Kekhususan.

4.4. Ketentuan Ijin Bangunan

4.4.1. Mendirikan Bangunan

4.4.2. Garis Sempadan

4.4.3. Ruang Kosong di belakang Bangunan

4.4.4. Pembangunan sanpai batas Persil

4.4.5. Jarak antar Bangunan

4.4.6. Keadaan Tanah

4.4.7. Sambungan Persil dengan Jalan

4.4.8. Syarat-syarat Keindahan

4.4.9. Pagar Pemisah Halaman

4.4.10. Permohonan Ijin

4.4.11. Penolakan, Pencabutan dan Larangan

4.4.12. Persyaratan Penting Lainnya

4.5. Pengadaan Barang dan Jasa

4.5.1. Pelelangan Umum atau Terbuka

4.5.2. Pelelangan Terbatas

4.5.3. Pemilihan Langsung

4.5.4. Pengadaan Langsung

4.5.5. Pengadaan Baran atau Jasa menggunakan Pinjaman Luar Negeri

4.6. Tata Cara Pelelangan

4.6.1. Sistem satu sampul

4.6.2. Sistem dua sampul

4.6.3. Sistem dua tahap

4.6.4. Penentapan Calon Pemenang

4.7. Tata Cara Pemilihan Langsung

4.8. Ketentua Prakualifikasi

4.8.1. Pekerjaan Jasa Pemborongan

4.8.2. Pekerjaan Jasa Konsultasi

Jilid 2

5. SISTEM MANAJEMEN KONSTRUKSI

5.1. Permasalahan Umum Konstruksi

5.1.1. Keterkaitan Biaya, Waktu dan Kualitas

5.1.2. Koordinasi dan Pengendalian

5.2. Langkah-langkah Pokok Penyelenggaraan Konstruksi

5.2.1. Tahap Pengembangan Konsep

5.2.2. Tahap Perencanaan

5.2.3. Sketsa Rencana

5.2.4. Rancangan Detail

5.2.5. Tahap Pelelangan

5.2.6. Tahap Pelaksanaan Konstruksi

5.3. Pengembangan Konsep Manajemen Konstruksi

5.3.1. Pendekatan Tim Proyek

5.3.2. Pengelolaan Manajemen Konstruksi

5.3.3. Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Konstruksi

5.4. Peran Pemberi Tugas di dalam Sistem Manajemen Konstruksi

5.4.1. Lingkup Manajemen Konstruksi

5.4.2. Tanggung Jawab Pemberi Tugas

5.5. Tata Organisasi

5.5.1. Organisasi Bisnis Konstruksi

5.5.2. Organisasi Satuan Kerja

5.5.3. Organisasi Sistem

5.5.4. Organisasi Proyek Pemerintah

5.5.5. Konflik Organisasi

5.6. Funsi Perencaaan dan Pengendalian Proses

5.6.1. Eksperimentasi dan Model

5.6.2. Proses Perencanaan Sistem

5.6.3. Fungsi Pengendalian

5.6.4. Pengaruh Terhadap Pembiayaan

5.7. Manajemen Kontrak

5.7.1. Pendekatan Kontrak

5.7.2. Macam Kontrak

5.7.3. Prosedur Kontrak

5.7.4. Kontrak Lumsum pada Proyek Pemerintah

5.8. Kepedulian Terhadap Keseimbangan Lingkungan

5.8.1. Tahap Perencanaan dan Perancangan

5.8.2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi Fisik

5.8.3. Tahap Operasi dan Pemeliharaan

6. BISNIS KONSTRUKSI

6.1. Bisnis Kontraktor

6.1.1. Arah dan Sasaran Bisnis

6.2. Estimasi Biaya Konstruksi

6.2.1. Tanggung jawab Estimasi

6.2.2. Macam dan Cara Estimasi

6.2.3. Langkah-langkah Pokok Estimasi

6.2.4. Kondisi yang mempengaruhi Estimasi

6.2.5. Estimasi Harga Penawaran Pelelngan

6.2.6. Estimasi Rencana Anggaran Pelaksanaan

6.3. Metode Pelaksanaan Konstruksi

6.3.1. Penataan Lapangan

6.3.2. Pekerjaan Pengukuran

6.3.3. Pekerjaan Tanah

6.3.4. Pekerjaan Pondasi dan Turap

6.3.5. Pekerjaan Beton

6.3.6. Pekerjaan Struktur Baja

6.3.7. Pekerjaan Struktur Kayu

6.3.8. Pekerjaan Pasangan Batu dan Bata

6.3.9. Pekerjaan Finis dan Plesteran

6.3.10. Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding

6.3.11. Pekerjaan Pengecatan

6.3.12. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

6.3.13. Pekerjaan

6.4. Pengendalian Sumber Daya

6.4.1. Aspek Penjadualan dan Rencana Kerja

6.4.2. Langkah-langkah Pengendalian

6.4.3. Pengendalian Waktu dan Biaya

6.4.4. Kurva Pengendalian

6.4.5. Arus Kas Pembiayaan

6.4.6. Pengendalian Mutu

6.4.7. Pengendalian Material

6.5. Produktivitas dan Profesionalisme

6.5.1. Kelemahan pada Sistem Manajemen

6.5.2. Kelemahan pada Kontraktor

6.5.3. Profesionalisme dan Etika Rekayasa

0 komentar:

Pengikut