Pembangunan gedung dengan menggunakan bahan bangunan beton semakin banyak digunakan. Dalam pelaksanaannya, untuk menghasilkan beton seperti yang diharapkan diperlukan konstruksi bantu yang bersifat sementara. Konstruksi bantu ini berfungsi untuk memberikan bentuk pada beton dan untuk memikul beton hingga beton mengeras dan cukup kuat untuk memikul beban sendiri. Konstruksi bantu yang digunakan dapat terbuat dari bahan kayu, alumunium, baja, dan bahan-bahan buatan lainnya. Sebagian besar kontraktor memilih kayu sebagai meterial konstruksi bantu. Penggunaan material kayu ini menghasilkan sisa-sisa (sampah) yang tak berguna. Pada pelaksanaan proyek sisa-sisa kontruksi bantu ini tidak diolah lagi. Jadi, jika suatu proyek konstruksi beton selesai maka sampah kayu yang tersisa cukup besar. Dari studi analisis yang dilakukan pada skripsi ini didapat bahwa volume kayu yang dibutuhkan untuk konstruksi bantu sekitar 0,12 m3/m2 - 0,22 m3/m2 dan sampah yang dihasilkan dapat mencapai 73% dari total penggunaan kayu. Biaya yang dikeluarkan untuk konstruksi bantu dari kayu pada gedung tingkat empat dengan tipe pelat Sistem Pelat dan Balok dan luas perlantai 500 m2 adalah sebesar Rp 188.270.197,00. Jika dilihat dari besarnya volume kayu yang dibutuhkan dan sampah yang dihasilkan, maka sudah saatnya bagi kontraktor untuk menggunakan konstruksi bantu yang dapat dipakai secara berulang dan tidak menghasilkan sampah kayu misalnya Alumunium,baja,dll. Keywords: Handle:File-13188 Author:Nulie Komerita contributor:Danu Tirta Gunawan, Ir., MT.
Jumat, 11 Maret 2011
STUDI ANALISIS VOLUME SISA-SISA BAHAN KONSTRUKSI BANTU
Diposting oleh Irika Widiasanti di 10.25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar